Poster Cangkir9 Spesial Hari Santri Nasional 2017 dan Sumpah Pemuda |
Surabaya, PecintaUlama.ID - Seiring perkembangan, Indonesia saat ini didominasi generasi milenial. Merekalah yang nantinya akan mewarnai arah perjalanan bangsa. Diperlukan sejumlah persiapan agar masa depan negeri ini tetap berjalan sesuai cita-cita luruh pendiri bangsa.
"Generasi milenial adalah mereka yang lahir tahun 1980 hingga 2000, yang juga dikenal sebagai generasi Y. Dan tentu saja di dalamnya ada elemen santri," kata Wasid Mansyur, Jumat (27/10).
Dengan memaparkan hasil yang didapat salah satu lembaga riset, angka generasi milenial tersebut mencapai 81,27 juta jiwa dan disusul generasi berikutnya yakni 68,02 juta jiwa. "Ini artinya bahwa masa depan bangsa Indonesia ditentukan generasi muda yang mendominasi jumlah penduduk seluruhnya," kata salah satu dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Sadar dengan demikian dominan dan menentukannya generasi ini bagi masa depan bangsa, diperlukan langkah serius agar mereka mampu membawa angin perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. "Membawa udara segar bagi bangsa Indonesia yang telah berumur tujuh puluh dua tahun," tandas Pengurus Wilayah Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini.
Momentum Hari Santri Nasional, dalam pandangan Wasid, sapaan akrabnya hendaknya tidak semata perayaan seremonial tahunan. "Namun yang mendesak adalah mengingatkan kepada generasi milenial ini makna Resolusi Jihad yang pernah digagas sejumlah ulama dan kiai, khususnya pendiri NU, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari," ungkapnya.
Karena dalam pandangannya, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tetap terbawa di salubari santri yang nota bene sebagai bagian tak terpisahkan dari generasi muda. Karena itu santri milenial juga harus cerdas menggunakan sejumlah sarana termasuk media sosial untuk menyebarkan konten berkualitas dan bernada damai. "Inilah Resolusi Jihad zaman now yang kita gelorakan," tandas Wasid.
"Dalam suasana peringatan Hari Santri Nasional inilah, kami mengajak sejumlah kalangan untuk menyadari tantangan berat yang kini ada di depan mata," sergahnya. Karenanya, lewat forum diskusi Cangkir 9, beberapa pegiat media dan literasi dihadirkan untuk membincang persoalan ini.
"Kami mengundang antara lain Fauzi Priambodo selaku santri pengusaha, RN Bayu Aji yakni akademisi dan sejarah muda, juga Chafid Wahyudi yang dikenal sebagai pegiat literasi," jelasnya. Nama lain yang akan berbagi sudut pandang adalah Syaifullah Ahmad Nawawi dari Majalah Aula, akademisi dan Santri Techno Community, M Zikky, Ahmad Karomi (Pengasuh Santri Zaman Now), Dodik Nurcahyo, Najih Ramadhan, serta praktisi media TV, Said Hudaini.
Wasid berharap dengan kehadiran para narasumber, menjadi nilai lebih dari diskusi yang akan berlangsung di Giant Maspion Square Surabaya, Sabtu (28/10) besok. "Mari bersama ikut merayakan momentum ini yakni dengan mulai dari diri sendiri yakni dengan berbagi konten berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan," harapnya. Semua pihak tidak perlu saling hujat satu sama lain karena ketenangan sebenarnya sangat dirindukan di masa-masa penuh hoax seperti saat ini, lanjutnya.
Diskusi yang terbuka untuk umum tersebut dimeriahkan penampilan stand up comedy khas santri, juga iringan musik Santri Urban Community. Yang tidak kalah menarik yakni lantunan dzikir sebelum kegiatan dimulai. "Silakan hadir dengan membawa serta keluarga dan sahabat, apalagi kegiatan diselenggarakan di akhir pekan," pungkasnya. (s@if)
0 Komentar