Pacitan, PecintaUlama.ID - Sebagai wujud tanggungjawab dan peduli atas penderitaan sesama, Banser Tanggap Bencana atau Bagana serta Ansor dikerahkan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa Kabupaten Pacitan pada Selasa (28/11).
Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Banser Jawa Timur, HM Syafiq Syauqi mengatakan aparat kepolisian, TNI, relawan bencana, dan Banser ikut serta bergerak membantu evakuasi warga terdampak bencana Pacitan.
"Sejak terjadi longsor, Banser Tanggap Bencana (Bagana) dan Ansor Pacitan sebanyak 75 personil sudah bergerak dan tersebar di semua titik lokasi bencana," kata Sahabat Syafiq, Sabtu (2/12).
"Jum'at sore personel tambahan telah berangkat dengan membawa peralatan beserta dua truk bantuan untuk korban bencana. Siang ini tim Banser Husada/kesehatan (Basada) akan berangkat ke Pacitan guna men-support tenaga medis di posko-posko yang ada," terangnya pada wartawan.
Menurut Komandan Banser Jatim ini, bersama aparat setempat dan relawan lain, Banser melakukan koordinasi serta pembagian tugas. "Di antaranya membantu mengatur lalu lintas, mengevakusi korban, serta membantu mendirikan posko dan pos pengungsian," jelasnya.
"Kami siagakan tim khusus Banser di sekitar Pacitan (Ponorogo, Magetan, Trenggalek, Ngawi dan Tulungagung) untuk selalu stand-by dan siap sedia bila sewaktu-waktu diperlukan untuk men-support pasukan di Pacitan dan daerah lain," ujarnya.
Banjir yang disebabkan oleh Siklon Tropis Cempaka ini berdasarkan keterangan Komandan Tanggap Darurat Bencana Pacitan, Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang, mengatakan, up-date data terakhir, Jumat (1/12), data korban banjir dan longsor di Pacitan bertambah menjadi 25 orang.
Hari keempat pasca bencana, korban menjadi 25 Orang dengan 10 korban belum ditemukan. Ke-25 korban tersebut, terdiri dari enam korban banjir dan 19 korban tanah longsor. Sedangkan, korban yang sudah ditemukan 15 orang, dengan rincian lima korban banjir dan 10 korban tanah longsor.
Proses pencarian korban terkendala kondisi alam yang tak mendukung, termasuk medan dan jaringan komunikasi yang masih terputus. Akses menuju lokasi yang tidak dapat diakses oleh alat berat. Sehingga pencarian dilakukan secara manual menggunakan cangkul dan menyemprotkan air. [@ansor_jatim/PecintaUlama.ID]
0 Komentar