Probolinggo, PecintaUlama.ID – Ahad (18/2), Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo menggelar acara Ngaji Medsos dengan tema 'Santri Milenial, Cerdas Bermedia Sosial'. Kegiatan ini diikuti oleh santri mahasiswa perwakilan sejumlah pesantren yang tergabung dalam Halaqoh BEM Pesantren Se Indonesia.
Kegiatan yang yang bertempat di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini menghadirkan narasumber yang berkompeten dalam membahas tema yang diangkat. Kesemua pemateri tersebut adalah Hari Usmayadi dari Ketua LTN PBNU, Sururi Arumbani yang merupakan Redaktur TV9 Surabaya dan Pengurus LTNNU Jatim, Muhamad Yasir Arafat, CEO Ala Santri, Mahfudz Sunarjie, jurnalis NET TV, dan dipandu moderator Jurnalis Kompas TV, Arief Hidayat.
"Kegiatan ini bisa memberikan wawasan baru bagi mahasiswa dalam dunia medsos. Agar bisa berjejaring positif dan menjadi buzzer dalam penyebaran konten positif," kata Nur Fadli Hidayat, Wakil Rektor 3 Rektor Universitas Nurul Jadid.
Saat ini, banyaknya berita hoax yang beredar dengan cepat. Belum sempat melakukan klarifikasi satu isu, timbul isu lain. Hal inilah yang mendorong panitia menggelar kegiatan ini. Melihat kebutuhan tersebut, Nurul Jadid akan mengawali sistem media center yang akan menjadi corong bagi pesantren.
"Ini bisa menjadi pilot project atau percontohan bagi seluruh pesantren di Indonesia," imbuh Fadli.
Dalam presentasinya, Hari Usmayadi atau biasa disapa Cak Usma ini menjelaskan bahwa tiap pesantren perlu untuk membuat media center. Strukturnya terdiri dari diagram cyber. Ada Steering Commitee, ada unit advokasi, dan unit pengaderannya.
"Dalam unit pengaderan ini diperlukan training atau pelatihan khusus untuk membentuk unit rekrutasi peserta baru," katanya.
"Perlu penguatan konten, penguatan literasi, dan penguatan pengetahuan. Sebagai penguatan media counter, agar bisa menyeimbangkan berbagai isu yang sedang viral," tambahnya.
Adapun kunci aktivitasnya antara lain pusat informasi, pusat kontrol, dan unit perekrutan atau pengkaderan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah saat mengelola isu. Dalam hal ini harus ada penguatan tim. Tim yang cakap akan mudah mengelola isu dan menyiapkan isu tandingan.
Selain itu perlu juga untuk menyiapkan tim yang bertugas untuk memberikan konter berita hoax yang tengah viral dan harus ada upaya klarifikasi terhadap hoax yang berkembang itu. Secara judul yang heboh, berita hoax biasanya bombastis, isinya hasutan, foto editan. Sehingga perlu cross check dengan berita lainnya.
"Tool dakwah terkini adalah media sosial. Maka perlu penguasaan frame media. Sebab kondisi saat ini telah masuk era perang semesta. Semua orang diajak untuk terlibat media sosial. Mengkonsumsi informasi media. Di sinilah perlunya upaya klarifikasi terhadap informasi yang beredar itu," pungkas Cak Usma, sapaan akrab Usmayadi. [Mahrus/PecintaUlama.ID]
0 Komentar