Jakarta, PecintaUlama.ID - Direktur Islam Nusantara Center (INC) Ahmad Ginanjar Sya'ban mengatakan, nusantara sangat kaya dengan manuskrip keagamaan. Tidak hanya Islam, namun juga manuskrip agama lainnya.
Hal ini disampaikan pada Kajian Islam Nusantara, di Rumah Dinas Menteri Agama, Widya Chandra, Jakarta, Sabtu (07/04) dengan menunjukkan contoh elektronik Taurat yang ditulis dengan menggunakan tulisan Jawa-Pegon. "Nusantara sangat kaya dengan berbagai manuskrip keagamaan. Tidak hanya Islam, namun juga Kristen (nasrani), bahkan Taurat pun ada yang ditulis dengan tulisan Jawa-Pegon," terang Sya'ban.
Kajian ini terselenggara atas kerja sama antara INC dengan Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang-Diklat Kemenag. Diskusi dihadiri ratusan mahasiswa pasca sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya. Hadir juga sebagai pembicara, Menag Lukman Hakim, Staf Ahli Menag bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi Oman Fathurahman, Kapus Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang-Diklat Muhmmad Zain, Zainul Milal Bizawie.
"Peradaban kita saling sulam menyulam dan sambung menyambung. Karenanya, manuskrip kita sangat beragam. Ada yang berbentuk kodex/kitab, ada yang disusun di daun lontar, ada yang berbentuk Pustaha yang ditemukan di Batak, ada yang berbentuk gulungan dan ada pula manuskrip yang ditulis pada batang bambu," ujarnya.
Selain bentuk, menurut Sya'ban, manuskrip nusantara juga kaya akan bahasa dan aksara. Ada yang ditulis dengan aksara dan bahasa Sunda kuno, Jawa kuno, Kaganga (Lampung), Batak, Bugis, Bali, Jawi-Pegon, Aceh dan lain sebagainya. Ada pula Kitab Injil yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu dan ditulis dengan huruf Jawa-Pegon.
"Jika Turki misalnya mempunyai banyak manuskrip, tapi hampir semuanya hanya ditulis ke dalam Bahasa Turki, Parsi, dan Arab. Sedang aksaranya, hampir semua memakai aksara Arab. Kita mempunyai lebih dari 18 bahasa," imbuhnya.
Saat ini, banyak manuskrip Nusantara yang tersimpan di Eropa. Sya'ban yakin dan optimis, ke depan, proyek kebangkitan Islam Nusantara akan berjalan sukses.
"Nusantara akan kembali menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dunia, ketika kita mau kembali ke dalam jati diri kita, ketika kita mau belajar pada budaya kita yang bersumber pada manuskrip-manuskrip kita. Dan di era Menag Lukman ini, Kemenag serius menggarap hal ini dengan tidak lupa menyiapkan SDM muda yang siap mempelajari manuskrip Nusantara," tandasnya.
INC diresmikan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarya pada 11 April 2017 lalu. INC didirikan untuk menjadikan kembali Indonesia sebagai pusat Kebudayaan Islam Dunia. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan para pendahulu yang mampu menjadikan Nusantara sebagai Kiblat Ilmu Pengetahuan Keislaman Dunia. [*]
Source:
0 Komentar