Terkadang masih ditanyakan apakah larangan memotong kuku dan rambut adalah bagi yang berqurban atau hewannya? Secara jelas adalah orang yang berqurban, sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi:
ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭاﻟﻤﺮاﺩ ﺑﺎﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺃﺧﺬ اﻟﻈﻔﺮ ﻭاﻟﺸﻌﺮ اﻟﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺇﺯاﻟﺔ اﻟﻈﻔﺮ ﺑﻘﻠﻢ ﺃﻭﻛﺴﺮ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻩ ﻭاﻟﻤﻨﻊ ﻣﻦ ﺇﺯاﻟﺔ اﻟﺸﻌﺮ ﺑﺤﻠﻖ ﺃﻭ ﺗﻘﺼﻴﺮ ﺃﻭ ﻧﺘﻒ ﺃﻭ ﺇﺣﺮاﻕ ﺃﻭ ﺃﺧﺬﻩ ﺑﻨﻮﺭﺓ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻭﺳﻮاء ﺷﻌﺮ اﻹﺑﻂ ﻭاﻟﺸﺎﺭﺏ ﻭاﻟﻌﺎﻧﺔ ﻭاﻟﺮﺃﺱ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺷﻌﻮﺭ ﺑﺪﻧﻪ
"Ulama Syafi'iyah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan larangan memotong kuku dan rambut adalah menghilangkan kuku dengan dipotong atau dipecahkan. Larangan menghilangkan rambut adalah dengan digundul, digunting, dicabut, dibakar atau menggunakan kapur. Baik bulu ketiak, kumis, bulu kemaluan, rambut kepala dan semua rambut di tubuhnya." (Imam Nawawi, Syarah Muslim 13/139)
Haram atau Makruh?
Dalam hal memotong rambut atau kuku bagi yang ingin menyembelih Qurban, ada beberapa pendapat yang disampaikan oleh Imam An-Nawawi:
ﻓﻘﺎﻝ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ اﻟﻤﺴﻴﺐ ﻭﺭﺑﻴﻌﺔ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ ﻭﺩاﻭﺩ ﻭﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﺸﺎﻓﻌﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺧﺬ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺷﻌﺮﻩ ﻭﺃﻇﻔﺎﺭﻩ ﺣﺘﻰ ﻳﻀﺤﻲ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ اﻷﺿﺤﻴﺔ
Sa'id bin Musayyab, Rabiah, Ahmad, Ishaaq, Dawud, dan sebagian Syafi'iyah mengatakan haram memotong rambut dan kuku sampai orang tersebut menyembelih Qurban saat waktunya Qurban.
ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻫﻮ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻛﺮاﻫﺔ ﺗﻨﺰﻳﻪ ﻭﻟﻴﺲ ﺑﺤﺮاﻡ
Imam Syafi'i dan para muridnya mengatakan makruh tanzih, bukan haram.
ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﻻﻳﻜﺮﻩ
Abu Hanifah berkata: Tidak makruh.
ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻓﻰ ﺭﻭاﻳﺔ ﻻﻳﻜﺮﻩ ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻳﻜﺮﻩ ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻳﺤﺮﻡ ﻓﻲ اﻟﺘﻄﻮﻉ ﺩﻭﻥ اﻟﻮاﺟﺐ
Imam Malik memiliki 2 pendapat, makruh dan tidak makruh. Dalam riwayat lain haram dalam qurban sunah bukan qurban wajib. (Syarah Muslim 13/138)
Oleh Ustadz Ma'ruf Khozin, salah satu tim penulis Buku Khazanah Aswaja terbitan Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur
0 Komentar