Dua Karaker Generasi Milenial Tanah Air Menurut Dekan FTIK ITS
Surabaya, PecintaUlama.ID - Menurut para ahli, Generasi Milenial atau generasi Y adalah mereka yang lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000 atau mereka yang saat ini berusia antara 18 hingga 38 tahun. Beragam pandangan mengenai generasi ini sudah banyak beredar. Terbaru, Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr Agus Zainal Arifin turut bersuara.
Dikutip dari status facebook yang ia tulis pada Rabu malam (19/9), ia mengambil kesimpulan bahwa saat ini generasi milenial tanah air, Indonesia, memiliki dua kecenderungan. Dua kecenderungan itu meliputi keinginan untuk memproduksi kemanfaatan bagi orang lain dan keinginan untuk menolong orang lain yang kurang beruntung.
"Generasi milenial di tanah air kita ternyata mempunyai dua karakter yang makin menguat, bahkan lebih kuat dari pada generasi pendahulunya," ujar Dr Agus yang juga merupakan Wakil Ketua PP RMI NU itu.
Menurut Dr Agus, kecenderungan pertama tersebut bukan lagi dalam rangka mencari keuntungan dan komersial lagi, namun berubah menjadi bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat.
"Jadi orientasi generasi ini bukan lagi komersial atau keuntungan duit semata, itu bukan lagi yang utama. Orientasi mereka adalah menjadi manusia yang bermanfaat," jelasnya dalam status facebooknya.
"Ini semua pertanda baik, sebab sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain," lanjutnya.
Mengenai kecenderungan kedua mengenai keinginan untuk menolong orang lain yang kurang beruntung, alumnus Hiroshima University ini memaparkan kurang itu memiliki arti yang cukup luas. Mulai dari kurang pengetahuan, kurang ekonomi, dan sebagianya.
"Kurang itu dalam arti luas, kurang pengetahuan, kurang ekonomi, kurang duit, kurang terampil, dan lain-lain," jelasnya.
Lebih lanjut lagi, ia juga menuliskan jika suatu bangsa yang warganya suka tolong menolong merupakan sebuah pertanda baik. Hal ini disebabkan karena Allah akan menolong bangsa tersebut karena orang yang mendiami bangsa tersebut suka tolong menolong.
"Kecenderungan suka menolong ini juga pertanda baik. Sebab Tuhan akan menolong orang yang gemar menolong orang lain. Ini berarti bangsa kita akan senantiasa menjadi bangsa yang ditolong oleh Tuhan," beber pria yang pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah Komunitas Muda Nahdlatul Ulama Nihon (KMNU Nihon), Jepang periode 2006-2007 ini. [PecintaUlama.ID]
0 Komentar