Larangan Merusak Perdamaian dan Ayat Menjaga Perdamaian
Kiai Ma'ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur |
Surabaya, PecintaUlama
Sering kita temui banyak dari penceramah yang selalu menyampaikan ayat mengenai peperangan di setiap ceramahnya. Namun, benarkah Al-Qur'an selalu menganjurkan bahkan memerintahkan untuk menyelesaikan suatu perkara dengan peperangan?
Kiai Ma'ruf Khozin yang merupakan ketua Aswaja NU Center Jawa Timur menjelaskan bahwa tidak semua ayat dalam Al-Qur'an berisi mengenai peperangan. Banyak juga lain yang bahkan isinya merupakan perintah untuk menjaga perdamaian.
Sering kita temui banyak dari penceramah yang selalu menyampaikan ayat mengenai peperangan di setiap ceramahnya. Namun, benarkah Al-Qur'an selalu menganjurkan bahkan memerintahkan untuk menyelesaikan suatu perkara dengan peperangan?
Kiai Ma'ruf Khozin yang merupakan ketua Aswaja NU Center Jawa Timur menjelaskan bahwa tidak semua ayat dalam Al-Qur'an berisi mengenai peperangan. Banyak juga lain yang bahkan isinya merupakan perintah untuk menjaga perdamaian.
"Sebenarnya di Al-Qur'an itu isinya tidak ayat perang semua. Perang itu ada latar belakangnya, ada syariatnya," jelasnya.
Ia menjelaskan hal ini pada acara ngaji kebangsaan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Rebana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada Jumat malam (18/10). Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa alasan Rasulullah melakukan peperangan adalah untuk membela diri.
"Allah mengizinkan perang kepada Nabi Muhammad karena terus menerus dikejar, karena terus diperangi. Baru oleh Allah izinkan. Tidak ada ceritanya ada non muslim tidak bersalah, kemudian Nabi memerangi mereka. Sekali lagi, semua perang yang dilakukan oleh Nabi itu karena Nabi membela diri," ungkapnya.
Kiai Ma'ruf menambahkan bahwa hal yang sama adalah dengan apa yang terjadi pada peristiwa 10 Nopember yang sebelumnya ditandai dengan keluarnya fatwa yang dikenal dengan Resolusi Jihad pada 22 Oktober itu.
"Sekali lagi, perang yang dilakukan pada tahun 1945 itu sudah sesuai dengan Al-Qur'an, itu pun sudah sesuai dengan izin pemimpin tertinggi negara pada saat itu, yakni Pak Karno," tukasnya.
Alumnus Pesantren Al-Falah Ploso ini sangat menyayangkan dengan banyaknya jamaah haji maupun umroh yang sering dicekoki oleh pemandu yang hanya menceritakan sejarah-sejarah yang berhubungan dengan seputar peperangan saja. Padahal masih ada sejarah lain yang tak kalah penting namun tidak diceritakan, yakni peristiwa Hudaibiyah.
Hudaibiyah yang bisa dianggap sebagai akhir dari peperangan itu merupakan peristiwa di mana terjadinya sebuah perjanjian yang isinya adalah untuk mencetuskan sebuah hal yang dinamakan perdamaian.
"Hudaibiyah itu adalah tonggak kebesaran bagi kita di mana Rasulullah sebelum akhir hayatnya, beberapa bulan sebelum Rasulullah melaksanakan haji wada', Nabi sudah memilih damai," paparnya.
"Maka perdamaian itu dipilih oleh Nabi dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Yang kita jadikan pegangan adalah perjanjian hudaibiyah dan itu terletak dalam riwayat bukhari, muslim, dan sebagainya," tambahnya.
Selain itu, dalam kegiatan yang berlangsung di Masjid Manarul Ilmi ITS Surabaya ini, Kiai Ma'ruf juga menyinggung bahwa peperangan juga akan menjadikan banyak kerugian dari berbagai pihak.
"Dari perang, akan ada banyak orang mati sia-sia. Akan banyak orang kehilangan rumah, dan ada juga yang kebingungan akan pergi ke mana. Inilah musibah terbesar jika ada suatu negeri yang mengalami peperangan," tuturnya.
Untuk itu, dirinya menegaskan alasan kenapa para kiai selalu mengajarkan NKRI merupakan sebuah keharusan dan itu final. Hal inin dikarenakan supaya kebebasan dalam beribadah dan belajar tidak terganggu, sebab jika sampai ada negara yang hancur, maka semuanya akan terganggu.
"Makanya, kiai kita mengajarkan NKRI final, agar kalian semua nikmat dalam beribadah, agar kalian semua bisa menyelesaikan kuliah S1, S2, dan S3," pungkasnya.
0 Komentar