
Disebutkan di dalam hadits, bahwa orang yang berpuasa itu memiliki 2 (dua) kebahagiaan. Apa saja itu?
Berikut ini adalah salah satu riwayat hadits yang menjelaskan 2 kebahagiaan orang berpuasa, yang mana ditemukan di dalam kitab Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari:
حدثنا إبراهيم بن موسى أخبرنا هشام بن يوسف عن ابن جريج قال أخبرني عطاء عن أبي صالح الزيَّاتِ أنه سمع أبا هريرة رضي الله عنه يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ... للصائم فرحتان يفرحهما: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Artinya, "Diriwayatkan dari Ibrahim bin Musa, dari Hisyam bin Yusuf, dari Ibnu Juraij, dia berkata, Atha' memberitahuku dari Abu Shalih al-Ziyyat, bahwa dia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah bersabda: '... Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan yang membuatnya bergembira, yakni ketika berbuka ia bergembira, dan ketika ia bertemu Tuhannya ia bergembira karena puasanya" (Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, [Beirut: Darul Ma'rifah], Juz IV, Halaman 118)
Masih dalam penjelasan di kitab tersebut, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kedua kebahagiaan itu sebagai berikut:
Masih dalam penjelasan di kitab tersebut, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kedua kebahagiaan itu sebagai berikut:
قوله (للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح) زاد مسلم «بفطره» ... قال القرطبي: معناه فرح بزوال جوعه وعطشه حيث أبيح له الفطر، وهذا الفرح طبيعي وهو السابق للفهم، وقيل إن فرحه بفطره إنما هو من حيث انه تمام صومه وخاتمة عبادته وتخفيف من ربه ومعونة على مستقبل صومه. قلت: ولا مانع من الحمل على ما هو أعم مما ذكر، ففرح كل أحد بحسبه لاختلاف مقامات الناس في ذلك، فمنهم من يكون فرحه مباحا وهو الطبيعي ،ومنهم من يكون مستحبا وهو من يكون سببه شيئ مما ذكره. قوله (وإذا لقي ربه فرح بصومه) أي بجزائه وثوابه. وقيل الفرح الذي عند لقاء ربه إما لسروره بربه أو بثواب ربه على الاحتمالين. قلت: والثاني أظهر إذ لا ينحصر الاول في الصوم بل يفرح حينئذ بقبول صومه وترتب الجزاء الوافر عليه
Artinya, "Perkataan (orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan yang membuatnya bahagia: ketika dia berbuka, dia bahagia) Di bagian ini, Imam Muslim menambahkan kata "bifithrihi (sebab berbukanya)"... Al-Qurtubi berkata: Maknanya adalah kegembiraan karena hilangnya rasa lapar dan haus karena dia dibolehkan untuk berbuka, dan kegembiraan itu adalah wajar serta mendahului pemahaman. Dikatakan bahwa kegembiraan berbuka puasa karena selesainya puasanya, penutup ibadahnya, dan keringanan dari Tuhannya serta pertolongan untuk masa depan puasanya. Saya (Ibnu Hajar al-Asqalani) berkata: Tidak ada keberatan untuk meneruskan apa yang lebih umum dari apa yang telah disebutkan, maka setiap orang bergembira dengan caranya masing-masing karena adanya perbedaan pendirian orang dalam hal itu. Ada di antara mereka yang mempunyai kegembiraan yang halal dan wajar, dan di antara mereka ada orang-orang yang kegembiraannya diinginkan dan disebabkan oleh sesuatu yang disebutkannya. Maksud perkataan (dan ketika dia bertemu Tuhannya, dia bergembira dengan puasanya) yang mana berarti ganjaran dan pahalanya. Dikatakan bahwa kegembiraan yang timbul ketika bertemu Tuhannya adalah karena keridhaannya kepada Tuhannya atau karena pahala dari Tuhannya, menurut kedua kemungkinan tersebut. Aku berkata: Yang kedua lebih nyata, karena yang pertama tidak sebatas berpuasa saja, melainkan bergembira karena puasanya diterima dan diatur pahalanya yang berlimpah." (Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, [Beirut: Darul Ma'rifah], Juz IV, Halaman 118)
Dari penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan 2 kebahagiaan orang berpuasa adalah sebagai berikut:
Pertama adalah kebahagiaan yang dikarenakan bisa berbuka puasa setelah seharian penuh menahan diri dari rasa lapar dan haus, ini sebagaimana yang diutarakan oleh Imam Al-Qurthubi.
Kedua adalah kebahagiaan yang disebabkan adanya mendapatkan ridha dan pahala dari Allah karena telah menjalankan puasa. Wallahu a'lam
Ahmad Hanan, alumni Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasywiquth Thullab Salafiyah (MA NU TBS) Kudus dan Pesantren MUS-YQ Kudus
Dari penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan 2 kebahagiaan orang berpuasa adalah sebagai berikut:
Pertama adalah kebahagiaan yang dikarenakan bisa berbuka puasa setelah seharian penuh menahan diri dari rasa lapar dan haus, ini sebagaimana yang diutarakan oleh Imam Al-Qurthubi.
Kedua adalah kebahagiaan yang disebabkan adanya mendapatkan ridha dan pahala dari Allah karena telah menjalankan puasa. Wallahu a'lam
Ahmad Hanan, alumni Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasywiquth Thullab Salafiyah (MA NU TBS) Kudus dan Pesantren MUS-YQ Kudus
0 Komentar